Selasa, 15 Januari 2019

Prospek Usaha Ayam Ras Petelur


ARTIKEL

PROSPEK USAHA AYAM RAS PETELUR

BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN KONSUMSI

DI INDONESIA


Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ternak Unggas
Dosen Pengampu : Ir. Anggraeni, M.Si










Disusun Oleh :
Anisa Oktaviani Kurnia
A.1510766



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
 2018

PROSPEK USAHA AYAM RAS PETELUR

BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN KONSUMSI

DI INDONESIA


Subsektor peternakan mempunyai peran yang semakin strategis dalam memenuhi  konsumsi akan protein hewani. Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat terhadap gizi dan meningkatnya pendapatan, sehingga terjadi perubahan pola konsumsi makanan secara bertahap ke arah peningkatan konsumsi protein hewani.  Oleh karena itu sudah menjadi keharusan subsektor peternakan mendapat perhatian  serius. Salah satu komoditas yang perlu mendapat perhatian adalah usaha peternakan ayam ras petelur (Widaningsih, 2017).
Prospek usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia dinilai sangat baik dilihat dari pasar dalam negeri maupun luar negeri, namun kapasitas produksi peternakan ayam ras petelur di Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi yang optimal (Abidin dalam Multiningrum, 2003). Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan pembibitan, pakan ternak, dan obat-obatan yang masih berproduksi di bawah kapasitas terpasang. Artinya, prospek pengembangannya masih terbuka.
Populasi  ayam ras selama lima tahun terakhir (2013-2017)  rata-rata naik sebesar 3,28%  per tahun, dan lima tahun ke depan diprediksikan  akan  naik rata-rata 5,54%  per tahun.  Demikian pula ayam buras atau lebih popular disebut ayam kampung, perkembangan populasi lima tahun terakhir juga meningkat rata-rata 2,69 per tahun, dan lima tahun ke depan diprediksikan rata-rata meningkat 0,92% per tahun.  Seiring dengan meningkatnya populasi ayam ras, maka diprediksi produksi telur ayam ras juga akan meningkat,  selama lima tahun ke depan (2018-2021)  diperkirakan akan meningkat  rata-rata 4,87% pertahun.  Pada  tahun 2018 produksi telur ayam ras diprediksikan mencapai 1,58 juta ton atau meningkat sebesar 3,21%  dari tahun sebelumnya, hingga tahun 2021 produksi telur ayam ras diprediksikan akan mencapai 1,85 juta ton, naik 5,31% dari tahun sebelumnya (Widaningsih, 2017).
Perkembangan produksi telur ayam ras petelur sejak tahun 1990 – 2017 mengalami peningkatan walaupun cenderung berfluktuatif awalnya. Pertumbuhan produksi telur ayam ras selama lima tahun terakhir cukup signifikan yaitu sebesar 21,39%. Pertumbuhan di Jawa sebesar 22,71% dan di luar Jawa sebesar 20,24%. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Perkembangan Produksi Ayam Ras Petelur di Indonesia
Tahun 1990 – 2017


Prediksi permintaan/ketersediaan telur ayam ras  untuk konsumsi nasional  pada tahun 2017-2021 akan meningkat rata-rata sebesar 4,18% per tahun. Sedangkan prediksi  permintaan/ketersediaan telur ayam ras  untuk konsumsi nasional  pada  tahun  2017-2021  akan meningkat lebih tinggi dibanding ayam ras yaitu rata-rata sebesar 10,84% per tahun. Perkembangan ketersediaan konsumsi telur dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Perkembangan Ketersediaan Konsumsi Telur di Indonesia
Tahun 1990 – 2017

Dilihat dari prediksi permintaan telur baik ayam ras terus meningkat, menunjukkan bahwa pengembangan ayam ras petelur memiliki prospek yang bagus. Hal tersebut membuka peluang bagi siapa saja untuk membuka usaha di bidang peternakan tersebut. Walau tingkat konsumsi masih rendah akan tetapi setiap tahunnya diprediksi akan mengalami peningkatan.
Selain dijadikan untuk konsumsi secara langsung, telur juga digunakan untuk bahan dasar atau bahan tambahan dari beberapa produk olahan yang diharuskan memakai telur. Prospek usaha tersebut juga dapat lihat berdasarkan diatas, bahwa tingkat konsumsi akan semakin meningkat setiap tahunnya.
Menurut Menteri Pertanian (Amran Sulaiman, 2018) mengklaim Indonesia telah mencapai swasembada protein. Hal tersebut dikemukakan karena adanya ekspor perdana produk daging ayam olahan dan pakan ternak ke tiga negara yakni Jepang, Timor Leste dan Papua Nugini pada tahun lalu. Namun, tantangan meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat terhadap daging ayam dan telur ayam masih jadi perhatian serius. Pasalnya, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia masih rendah dan harus terus dioptimalkan oleh semua pihak.
Tingkat konsumsi di Indonesia masih dapat diusahakan, karena semakin bertambahnya penduduk di Indonesia dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan pola makan yang sehat semakin meningkat. Maka, tidak menutup kemungkinan bagi para mengusaha untuk menginvestasikan modal pada usaha ayam petelur tersebut. Di Indonesia sendiri masih kekurangan pengusaha ayam petelur, padahal prospek kedepan menjanjikan. Usaha tersebut dapat diketahui dari beberapa perusahaan yang telah bergelut lama di bidang peternakan khususnya produksi ayam petelur.
Berdasarkan penerimaan dan analisis finansial dari sebuah jurnal bahwa usaha ayam petelur dapat menghasilkan keuntungan dari investasi yang ditanamkan, semua itu dapat terlihat dari perhitungan suatu usaha. Seperti data analisis yang diambil dari sebuah jurnal, terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1 Penerimaan Total Perusahaan Ayam Petelur UD. Balebat

Tabel 2 Pendapatan Perusahaan Ternak Ayam Petelur UD. Balebat

Berdasarkan hasil dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki penerimaan yang dapat menutupi total biaya yang dikeluarkan, sehingga perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dari investasi yang ditanamkan dan layak secara finansial untuk diusahakan. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa dengan keuntungan yang tertera pada Tabel 2 bahwa pengembalian investasi mencapai sekitar kurang dari 2 tahun.
Pembelajaran bagi para pengusaha atau calon pengusaha bahwa prospek usaha ayam ras petelur memiliki peluang ke depannya. Hal tersebut juga dapat dilihat dari contoh perusahaan yang dikemukakan diatas, bahwa keuntungan yang didapat tidak kecil dan tidak terlalu besar namun prospek kedepan terjamin.



Sumber Pustaka :
[Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian]. 2017. Outlook Telur (Komoditas Pertanian Subsektor Peternakan). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementan.
Ulfa Z, Sarengat W, dan SI Santoso. 2014. Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Petelur UD. Balebet di Desa Karang Kobar Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal. Animal Agriculture Journal. Vol 3(3) : Hl 476-482.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar