LAPORAN PRAKTIKUM AGRONOMI DASAR
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA TERHADAP TUMBUHAN DAN PRODUKSI
JAGUNG MANIS
(Zea mays saccharata L. ‘Talenta’)
Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Agronomi Dasar
Dosen : Dr. Ir. Arifah Rahayu, M.Si
Disusun Oleh :
Nama
: Anisa Oktaviani Kurnia
NIM
: A. 1510766
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan
nikmatnyalah saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ini. Shalawat dan
salam kita curah limpahkan kebaginda alam penegak keadilan, pendobrak kebatilan
yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun dalam pembuatan laporan
praktikum ini yang bertujuan untuk penelitian agar dapat membandingkan dari
setiap perlakuan yang dipakai pada praktikum tersebut.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat
baik bagi penulis maupun pembaca, dan saya berterimakasih kepada pihak yang
membantu dalam penulisan laporan praktikum ini. Sekaligus meminta saran yang
bersifat membangun untuk lebih baik lagi.
Bogor,
13 Januari 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2.Tujuan
................................................................................................ 2
1.3.
Hipotesis ........................................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asal – usul Tanaman Jagung ........................................................... 3
2.1.1. Sejarah Tanaman Jagung ....................................................... 3
2.1.2. Asal Tanaman Jagung ........................................................... 4
2.2. Botani Jagung .................................................................................. 4
2.2.1. Klasifikasi ............................................................................. 4
2.2.2. Morfologi .............................................................................. 5
2.3. Syarat Tumbuh ................................................................................ 6
2.3.1. Tanah ..................................................................................... 6
2.3.2. Iklim.......................................................................................
7
2.3.3. Air ......................................................................................... 7
2.3.4. Hama ..................................................................................... 7
2.4. Pupuk .............................................................................................. 9
BAB
III BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat .......................................................................... 10
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................... 10
3.3. Metode ............................................................................................ 10
3.4. Pelaksanaan Praktikum .................................................................... 11
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ................................................................................................ 13
4.2. Pembahasan ..................................................................................... 15
BAB
V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 18
5.2. Saran ................................................................................................ 18
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Di Indonesia, jagung manis (Zea mays saccharata L.
‘Talenta’) atau sweet corn mula - mula dikenal dalam bentuk
kemasan kaleng hasil impor. Kemudian sekitar tahun 1980-an barulah tanaman ini
dibudidayakan di Indonesia secara komersial, meskipun masih dalam skala kecil.
Selanjutnya jagung manis semakin dikenal serta banyak dikonsumsi karena
memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung biasa (Sugito dkk., 1991).
Jagung
juga merupakan komoditi andalan Daerah Gorontalo. salah satu produk pangan pilihan
para petani adalah jagung manis untuk dibudidayakan. Hal ini disebabkan harga
jagung manis di pasaran relatif tinggi dari jagung biasa dan lebih disukai
konsumen untuk dikonsumsi segar. Jagung manis siap dipanen ketika tanaman
berumur antara 60 – 70 hari. Jagung manis tidak tahan lama dalam penyimpanan.
Kurang lebih 48 jam setelah panen, sukrosa dalam biji akan berubah
perlahan-lahan.
Selain mengandung karbohidrat,
banyak senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan terkandung didalamnya,
antara lain protein, lemak, kalsium (Ca)
, fosfor (P), vitamin, dan senyawa lainnya. Apa saja kandungan senyawa kimia
dan manfaatnya bagi kesehatan akan dibahas dalam makalah ini.
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil
utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, D.I.
Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku.
Khusus di Daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan
secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk
pertumbuhannya.
Masalah yang umum dihadapi oleh
petani saat ini adalah pemeliharaan jagung karena menurunnya produktivitas
kualitas jagung yang dihasilkan. Hal ini bisa disebabkan oleh tekhik perawatan
penanaman yang kurang baik, benih tidak unggul atau kurang baik serta
pengetahuan para petani yang kurang tentang bagaimana cara menghasilkan
kualitas yang baik dan unggul.
Kualitas jagung juga di pengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya cara pemilihan benih yang baik, cara
pengelolaan tanah, pemberian pupuk yang sesuai takaran, perawatan secara baik
dan telaten. Pengaruh cuaca atau iklim saat ini juga mempengaruhinya karena
terlalu sering musim hujan yang tidak sesuai dengan jadwal musim seperti
biasanya dan curah hujan yang sangat besar.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum
ini yaitu, Untuk mengetahui dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung manis.
1.3.Hipotesis
Dalam pemberian jumlah pupuk pada
setiap perlakuan menentukan bagus dan tidaknya jagung serta menentukan kualitas
dalam pengoptimalan jagung yang dihasilkan. Setiap perlakuan memiliki beberapa
ciri seperti yang telah dilakukan dilapangan yaitu perlakuan N0 memiliki perkembangan yang kurang baik dari vegetatif
dan generatifnya menjadikan tongkol yang dihasilkannya kecil-kecil, berbeda
dengan setiap perlakuan N yang lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asal – usul Tanaman Jagung Manis
1. Sejarah Tanaman Jagung Manis
Jagung Manis adalah tanaman herba monokotil, dan
tanaman semusim iklim panas. Tanaman ini berumah satu, dengan bunga jantan tumbuh
sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkal), dan
bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang
berkembang pada ketika daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa
tongkol (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998)
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung
(dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku
industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan
pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
·
Teori
Asal Asia
Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia di duga berasal dari Himalaya. Hal
ini di tandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coixspp).
Dengan famili Andropogoneae. Kedua spesies ini mempunyai lima pasang kromosom.
Namun teori ini tidak mendapat banyak dukungan.
·
Teori Asal Andean
Tanaman
jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru, Bolivia, dan Ekuador. Hal ini
di dukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal dari Amerika Selatan dan Andean
mempunyai keragaman genetik yang luas, terutama di dataran tinggi Peru.
Kelemahan teori ini adalah tidak ditemukan kerabat liar jagung seperti teosinte
di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf, seorang ahli biologi evolusi yang
mengkhususkan perhatian pada tanaman jagung menampik hipotesis.
·
Teori Asal
Meksiko
Banyak ilmuan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko, karena jagung dan
spesies liar jagung (teosinte) sejak lama ditemukan di daerah tersebut, dan
masih ada di habitat asli hingga sekarang. Hal ini juga di dukung oleh
ditemukannya fosil tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dab kedua spesies
mempunyai keragaman genetik yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek moyang
(progenitor) tanaman jagung. Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah
(Meksiko bagian Selatan)sekitar 8.000-10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian
ditemukannya fosil tongkol jagung dengan ukuran kecil, yang diperkirakan
usianya mencapai sekitar 7.000 tahun.
Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp.Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung,
merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah sungai balsas, lembah di
Meksiko Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa
daerah asal jagung adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar
dan ditanam di seluruh dunia.
2.
Asal Tanaman Jagung Manis
Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum
para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika
Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah
menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.
2.2. Botani Tanaman Jagung Manis
1. Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui
adalah :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angeospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (Graminae)
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays saccharata
L. ‘Talenta’
Jenis jagung dapat dikelompokkan menurut
umur dan bentuk biji. Menurut umur, dibagi menjadi 3 (tiga) golongan:
1.
Berumur
pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu
dan Arjuna.
2.
Berumur
sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2,
Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.
3.
Berumur
panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan
Harapan.
Menurut bentuk biji, dibagi menjadi 7
(tujuh) golongan: Dent Corn, Flint Corn,
Sweet Corn, Pop Corn, Flour Corn, Pod Corn, dan Waxy Corn .
2. Morfologi
1.
Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat
mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada
tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku - buku batang
bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
2.
Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana
sorgum dan tebu, batang beruas - ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul
dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
3. Daun
Daun Jagung adalah daun sempurna bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
Setiap stoma dikelilingi sel - sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini
berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel - sel daun.
4. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Bunga jantan tumbuh di
bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol
tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2 - 5 hari lebih dini dari pada bunga
betinanya (protandri).
5. Biji
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri
dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini
merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata - rata
terdiri dari 10% protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga
merupakan sumber dari vitamin A dan E.
Menurut Lutfi (2009) biji jagung kaya akan
karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat
dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk
pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan,
sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak
banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan
sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga
bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
2.3. Syarat
Tumbuh
1.
Tanah
Tanah yang
dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi
dan drainase yang baik. Ketinggianoptimal dari dataran rendah sampai 1000 mdpl,
Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu
adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah - tanah berat masih dapat
ditanami jagung denganpengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya,
sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Kemasaman tanah (pH) yang
terbaik untuk jagung adalah sekitar 5,5 – 7,0.
2.
Iklim
Faktor - faktor
iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah
hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus
mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon - pohonan
atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan
berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 – 27o C.
3. Air
Jagung baik ditanam awal musim hujan atau menjelang
musim kemarau, curah hujan ideal 85-200 mm/bln dan harus merata, pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air, suhu optimum
23-30ºC.
4. Hama
Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah:
Hama. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya
biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera
dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah.
Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali.
Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain,
dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung
sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil.
Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya
terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida
terlebih dahulu.
Ulat daun (Prodenia
litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan.
Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat
pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang
pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan
penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak
di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya
pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan
setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.
Ulat tongkol (Heliothis
armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus
segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada
rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya
dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih
efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 -
09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung
adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora
maydis Palm).
Tanaman yang terserang daun-daunnya berwarna kuning
keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada
bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran
tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman
semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih
besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan ,
dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum
diketemukan.
Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan
mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas
yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S,
DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian
(Harapan, DMR dan sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada
jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium
sp) dan karat daun (Puccinia sorghi
Sehw).
2.4. Pupuk
Pada Hasil penelitian praktikum ini,
dalam pemberian pupuk yaitu dengan memakai pupuk NPK, KCL dan SP-36. NPK
diberikan dengan cara bertahap sesuai dosis yang telah di tentukan dalam
pembagiannya.
Dalam pemupukan ketepatan dosis, cara dan waktu pemupukan
yang tepat sangat penting agar produksi optimum. Pupuk yang biasa diberikan
dalam budidaya jagung manis adalah pupuk organik (alami) dan pupuk buatan
(kimia). Pupuk organik yang umum diberikan yaitu pupuk kandang dan pupuk hijau,
sedangkan pupuk buatan yang umum diberikan adalah urea, KCl, SP-36 dan NPK yang
diberikan pada saat penanaman (Hardjodinomo, 1970; Sahoo and Mahapatra, 2007 ).
Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang mengandung
hara makro dan hara mikro, yang dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan
biologi tanah (Marsono, 2001). Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran sapi,
ayam atau bebek yang benar-benar telah matang yang dapat digunakan sebagai
pupuk dasar atau pupuk susulan. Selain itu pupuk kandang dapat menghasilkan
hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
Jumlah pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah berkisar antara 20-30
ton/Ha. Cara pemberiannya tergantung pada jenis tanaman yaitu dapat dengan cara
disebar merata di atas permukaan tanah (Cahyono, 1998).
Pupuk NPK Mutiara disebut juga sebagai pupuk majemuk karena
mengandung unsur hara utama lebih dari 2 jenis, dengan kandungan unsur hara N
(15%) dalam bentuk NH3 , P (15%) dalam bentuk P2O5 dan K (15%) dalam bentuk
(K2O). Unsur fosfor (P) yang berperan penting dalam transfer energi di dalam
sel tanaman, mendorong perkembangan akar dan pembuahan lebih awal, memperkuat
batang sehingga tidak mudah rebah, serta meningkatkan serapan N pada awal
pertumbuhan. Unsur kalium (K) juga sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman
misalnya untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman
(Aguslina, 2004).
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu : 29 September 2016 – 22 Desember 2016
Tempat : Ladang Penelitian Fakultas Pertanian Kampus
Universitas
Djuanda Bogor
3.2. Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan diantaranya yaitu cangkul, arit, ember, timbangan digital,
meteran, penggaris, plastik, alat tulis. Dan bahan yang digunakan yaitu benih
jagung manis, air, pupuk N, P dan K, pupuk kandang, KCL, SP-36 dan furadant.
3.3.
Metode
1. Tanaman
yang digunakan yaitu benih jagung manis;
2. Setiap
lubang ditanami benih jagung manis sebanyak 2;
3. Setiap
Bendengan atau lahan dengan panjang 4m2 dan lebar 1m2;
4. Jarak tanam antar tanaman yaitu 75cm x 25cm;
5. Setiap
petakan mendapat pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk Kcl 100 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan
pupuk kompos dengan dosis yang sama;
6. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pemberian pupuk nitrogen terdiri
dari 7 level yaitu, N0 : 0 kg urea/ha
(semua perlakuan dibagi sesuai undian). Perlakuan N1 : 75 kg urea/ha. Perlakuan
N2 : 150 kg urea/ha. Perlakuan N3 : 225 kg urea/ha. Perlakuan N4 : 300 kg
urea/ha. Perlakuan N5 : 375 kg urea/ha. Dan Perlakuan N6 : 450 kg urea/ha;
7. Pemberian
pupuk nitrogen dilakukan secara bertahap sebanyak 3x, pada 0 MST, yang kedua
dilakukan pada 4 MST dan yang ketiga dilakukan pada 6 MST.
3.4.
Pelaksanaan
Praktikum
1. Pengolahan
lahan
Pertama
dilakukan pembuatan bendengan dengan menggunakan cangkul. Bendengan yang dibuat
berukuran panjang 4m2 dan lebar 1,5m2. Jarak antara
bendengan yaitu 0,25 m dan kedalamannya 0,10 cm. Pembuatan bendengan ini
dilakukan satu minggu sebelum penanaman.
2. Penanaman
Setiap
bendengan dibuat 2 baris lurus memanjang dan diberi lubang sebanyak 28 dengan
jarak tanam 75cm x 25cm. setiap lubang diisi dengan 2 benih jagung manis dan
diberikan puradant secukupnya.
Dalam
penanaman ini juga dilakukan penyulaman yaitu pemilihan benih yang akan ditaman, antara baik dan tidaknya dan layak dan
tidaknya untuk di tanam.
3. Pemupukan
Pupuk
yang diberikan yaitu Pupuk kandang, Urea, SP-36 dan KCL. Pupuk kandang
diberikan ketika pembuatan bendengan, sedangkan Urea, SP-36 dan KCL diberikan
setelah seminggu pembuatan bendengan dan pada saat penanaman benih jagung
manis. Pupuk kandang SP-36 dan KCL diberikan secukupnya, sedangkan Urea
diberikan sesuai perlakuannya yaitu dari mulai N0 sampai N6. Pemberian Urea
secara bertahap yang dilakukan pada minggu pertama atau 0 MST, lalu minggu ke
empat atau 4 MST dan terakhir minggu ke 6 atau 6 MST.
4.
Penjarangan
dan Penyiangan
Penjarangan yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memilih tanaman yang baik dan bagus untuk tetap dipertahankan
sampai panen, yang dilakukan pada minggu kedua setelah tanam (2 MST).
Penyiangan yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan untuk merawat tanaman tersebut, seperti untuk membersihkan gulma di
sekitar tanaman.
5. Pengamatan
dan Pemeliharaan
Pengamatan
dilakukan dimulai dari minggu ketiga setelah tanam atau 3 MST sampai minggu ke
tujuh atau 7 MST, yang dilakukannya adalah mengukur tinggi tanaman jagung
manis, menghitung berapa banyak daun dan mengukur diameter lingkaran tanaman
jagung manis tersebut. Pengamatan pada minggu ke delapan atau 8 MST dilakukan
penghitungan bunga jantan dan bunga betina atau tongkol.
Pemeliharaan
dilakukan setiap kali sebelum atau sesudah pengamatan dengan cara membersikan
tanah sekitar tanaman dengan membuangi tanaman-tanaman lain yang mengganggu
atau gulma dan menggemburkan tanah ketika akar hampir mulai terlihat.
6. Panen
Pada
saat panen dilakukan pengamatan pada panjang tongkol berkelobot (belum dibuka
kulit), panjang tongkol tidak berkelobot, bobot tongkol berkelobot, bobot
tongkol tidak berkelobot, lingkar tongkol berkelobot, lingkar tongkol tidak
berkelobot dan jumlah biji atau tongkol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pada
Praktikum ini semua data dari setiap perlakuan pembagian dosis pada tanaman
jagung manis di rekap, mulai dari perlakuan N0, N1, N2, N3, N4, N5 dan N6. Dari
penelitian ini hal yang diamati yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar
batang, bobot berkelobot dan non berkelobot, panjang berkelobot dan non
berkelobot, lingkar tongkol berkelobot dan non berkelobo, menghitung biji dari
setiap tongkol.
Terdapat
data – data yang telah di rekap dan dibuat dalam bentuk tabel, yaitu sebagai
berikut :
Tabel 1. Tinggi Tanaman
Jagung Manis
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
||||
3 MST
|
4 MST
|
5 MST
|
6 MST
|
7 MST
|
|
N0
|
47.695
|
65.6375
|
90.415
|
119.79
|
150.2925
|
N1
|
49.9825
|
69.6
|
85.51
|
131.5
|
168.775
|
N2
|
55.5375
|
80.7875
|
112.7
|
154.45
|
188.575
|
N3
|
48.865
|
75.1
|
109.9
|
145.7825
|
176.7273
|
N4
|
52.0525
|
81.64
|
116.95
|
160.1075
|
199.12
|
N5
|
45.2875
|
71.385
|
101.675
|
143.72
|
180.125
|
N6
|
58.9725
|
87.645
|
125.475
|
166.295
|
205.725
|
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis
Perlakuan
|
Jumlah Daun (helai)
|
||||
3 MST
|
4 MST
|
5 MST
|
6 MST
|
7 MST
|
|
N0
|
3.225
|
4.45
|
5.7
|
6.975
|
9.175
|
N1
|
3.625
|
4.75
|
6.075
|
8.075
|
9
|
N2
|
3.225
|
5.125
|
7.15
|
8
|
9.225
|
N3
|
4.5
|
6.4
|
8.45
|
9.125
|
9.738281
|
N4
|
4.2
|
6.425
|
7.825
|
8.375
|
9.3
|
N5
|
4.2
|
6
|
7.8225
|
7.925
|
9.025
|
N6
|
4.125
|
6.325
|
8.525
|
10
|
11.2
|
Tabel
3. Lingkar Batang Tanaman Jagung Manis (Diameter)
Perlakuan
|
Lingkar (Diameter) Tanaman
|
||||
3 MST
|
4 MST
|
5 MST
|
6 MST
|
7 MST
|
|
N0
|
2.7475
|
4.7625
|
6.045
|
6.8875
|
7.2225
|
N1
|
3.6625
|
4.64
|
5.8625
|
7.02
|
7.5275
|
N2
|
3.155
|
5.3875
|
7.19
|
8.0125
|
8.5025
|
N3
|
3.3825
|
4.72
|
6.7425
|
7.49
|
8.520078
|
N4
|
3.9325
|
5.47
|
8.0175
|
8.7725
|
9.6825
|
N5
|
2.7675
|
4.7125
|
6.6
|
7.9875
|
8.24125
|
N6
|
3.9625
|
6.2975
|
8.3175
|
8.88
|
9.085
|
Tabel
4. Panjang Jagung Manis
Perlakuan
|
Panjang Jagung
|
|
Berkelobot
|
Non Berkelobot
|
|
N0
|
27.6775
|
19.385
|
N1
|
28.575
|
19.09875
|
N2
|
29.40571429
|
19.92083333
|
N3
|
28.475
|
21.725
|
N4
|
28.725
|
21.1
|
N5
|
27.7625
|
19.715
|
N6
|
29.80625
|
21.18888889
|
Tabel
5. Lingkar Batang Jagung Manis
Perlakuan
|
Lingkar (Diameter) Jagung
|
|
Berkelobot
|
Non Berkelobot
|
|
N0
|
17.15857143
|
15.64357143
|
N1
|
20.29964286
|
15.92
|
N2
|
18.475
|
16.4875
|
N3
|
18.95
|
16.49166667
|
N4
|
18.64625
|
16.7625
|
N5
|
18.1325
|
15.87472222
|
N6
|
19.41527778
|
16.57916667
|
Tabel
6. Berat atau bobot jagung manis
Perlakuan
|
Berat Jagung
|
|
Berkelobot
|
Non Berkelobot
|
|
N0
|
260.8325
|
205.75
|
N1
|
321
|
238.75
|
N2
|
279.3125
|
207.375
|
N3
|
351.547619
|
263.3333333
|
N4
|
375.8611111
|
290.7166667
|
N5
|
326.6666667
|
242
|
N6
|
398.375
|
286.9722222
|
Tabel 7. Jumlah Biji
pada Tongkol
Perlakuan
|
Jumlah
|
Biji Jagung
|
|
N0
|
423.5
|
N1
|
502.2
|
N2
|
421.275
|
N3
|
493.9833333
|
N4
|
502.55
|
N5
|
502.275
|
N6
|
558.8194444
|
4.2. Pembahasan
Pada
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dipelajari, dapat diketahui bahwa ada
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada
suatu tanaman, baik secara internal seperti halnya dari masalah gen dan hormon
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sel yang ada pada fase vegetatif yang
mendukung saat pertumbuhan suatu tanaman. Maupun secara ekternal dari alam
seperti cahaya, air, iklim dan faktor pendukung secara alami yang dapat
mendukung pertumbuhan tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal dari makhluk
hidup seperti usaha manusia agar dapat merawat dan memelihara tanaman tersebut,
mulai dari pengolahan lahan, pemberian pupuk, perawatan dan pemeliharaan yang
dilakukannya.
Setelah
memperlajari materi pertumbuhan dan perkembangan dilakukan sebuah pengamatan
terhadap suatu tanaman dengan berbagai dosis yang berbeda, karena ingin
mengetahui seberapa besar pengaruhnya bila dosis pupuk yang diberikan lebih
sedikit, ataupun tidak sama sekali dan pupuk dengan dosis yang sangat banyak terhadap
suatu tanaman. Dengan adanya pengamatan dapat terlihat jelas perbedaannya.
Pada
penelitian pengaruh dosis pupuk terhadap tanaman jagung manis ini diberi
beberapa perlakuan dimulai dari perlakuan N0 : 0 kg/ha, perlakuan N1 : 75 kg/ha,
perlakuan N2 : 150 kg/ha, perlakuan N3 : 225 kg/ha, perlakuan N4 : 300 kg/ha,
perlakuam N5 : 375 kg/ha dan terakhir perlakuan N6 : 450 kg/ha.
Pada
tanaman yang diberikan dosis pupuk yang lebih tinggi mengalami peningkatan
produktivitas yang jauh lebih baik, dengan menghasilkan tanaman yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan dibawah N6, saat
dilihat dari Tabel 1. .
Pengaruh
dosis yang lebih banyak juga berlaku pada jumlah daun dan lingkar batang pada
tanaman jagung di Tabel 2. Dan 3. . Mulai dari N4 sampai N6 menunjukkan bahwa
jumlah daun lebih banyak dan lingkar batang lebih lebar, berbeda dengan
perlakuan pada N lainnya terlebih pada N0 yang memiliki tinggi yang kecil dan
lingkar batang yang kecil pula.
Pada
Tabel 4. Dan 5. Pengaruh dosis juga dipengaruhi terhadap setiap perlakuan yang
diberikan pada setiap tanaman jagung manis. Dalam pengamatan dalam setiap
perlakuan yang diberikan ketika semakin banyak dosis yang diberikan maka pertumbuhan
tongkol dari panjang dan lingkar batangnya dimulai dari kecil dan semakin.
Pengaruh
dosis juga berpengaruh dapat dilihat dari bobot tongkol yang telah dipanen baik
yang berkelobot ataupun non berkelobot pada Tabel 6. Karena bobot tongkol yang
semakin berat ketika diberikan pupuk dosis yang tinggi sampai lebih tinggi,
berbeda dengan yang diberikan pupuk dosis rendah atau bahkan tidak diberikan
pupuk sama sekali. Ketika tahu bahwa
bobot tongkol lebih besar maka dapat dibuktikan kembali dengan jumlah biji yang
lebih banyak ketika diberikan pupuk yang berdosis tinggi.
Dari
setiap perlakuan terjadi perbedaan, dalam perlakuan N0 ketika diamati dari
tinggi, lingkar batang, dan yang lainnya dominan kecil atau sedikit akan tetapi
saat dipanen ada pemberitahuan dari beberapa orang yang memberikan perlakuan N0
yaitu tongkol yang telah dipanen tidak dihinggapi oleh ulat.
Dari semua
perlakuan yang telah dibuktikan pada pengamatan tentu pengamat dapat menentukan
dan mengetahui baik dan buruknya dalam pemberian pupuk dengan berdosis dari
terendah bahkan 0 sampai dosis yang sangat tinggi. Dengan dosis yang tinggi,
mungkin pengamat dapat mendapatkan hasil yang memuaskan dengan produktivitasnya
yang tinggi akan tetapi tidak diketahui efek apa saja yang bisa terjadi.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Pada hasil dan
pembahasan yang dapat diambil kesimpulannya setelah dilakukan sebuah pengamatan
terhadap jagung manis ini yaitu, pengaruh dosis pupuk nitrogen (N) yang
diberikan dengan berbagai macam dosis berbeda pada setiap perlakuan menunjukkan
bahwa sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung
manis.
Setiap perlakuan
pemberian pupuk nitrogen pada setiap tanaman berbeda-beda, metode yang
digunakan yaitu dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman
diantaranya harus dilakukan pengolahan lahan, penanaman, penyulaman, penyiangan
dan terakhir perawatan dan pemeliharaan hingga dapat menghasilkan suatu produk
yang optimal.
Setelah
diketahui juga terdapat beberapa perlakuan yang kurang sesuai dengan
keseharusan karena adanya perbandingan pada setiap perlakuan, akan tetapi hal
seperti itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor eksternal seperti cahaya,
suhu, air, iklim dan sebagainya.
Ketika panen
dilakukan, terlihat perbandingan antara dari N0 sampai N6. Dari N4 sampai N6 menghasilkan
produk yang sangat memuaskan sedangkan N1 sampai N3 menghasilkan produk yang
ukurannya sedang dan N0 menghasilkan produk yang paling kecil di antara
perlakuan N lainnya.
5.2.
Saran
Saran untuk
dilakukannya penelitian sebaiknya mengetahui tentang apa saja yang berhubungan
dengan tanaman jagung manis seperti morfologinya, tentang cara perawatan dan
pemeliharaannya.
Disarankan juga
untuk ada dokumentasi setiap praktikum agar dapat mengetahui pertumbuhan dan
perkembangannya tanaman jagung dan sebagai bukti karena telah melakukan
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
·
Arianingrum,
Retno. “Kandungan Kimia Jagung dan Manfaatnya Bagi Kesehatan”. Sabtu, 07
Januari 2017. Pukul 15.16 WIB. Artikel penelitian.
staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/artikel-ppm-jagung2.doc
·
Syafruddin, Nurhayati, Ratna Wati. 2012.
“Pengaruh Jenis Pupuk Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Manis”. Sabtu, 07 Januari
2017. Pukul 19.17 WIB. UNSYIAH.
Malaysia. Pdf.
·
“Taksonomi Tanaman Jagung Manis”. Selasa,
10 Januari 2017. Pukul 19.35 WIB. Universitas
Tinggi Lampung. Lampung. Pdf.
·
ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/.../jagung%20.docx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar