Sabtu, 14 Januari 2017

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA TERHADAP TUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata L. ‘Talenta’)



LAPORAN PRAKTIKUM AGRONOMI DASAR
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA TERHADAP TUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS
(Zea mays saccharata L. ‘Talenta’)

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agronomi Dasar
Dosen : Dr. Ir. Arifah Rahayu, M.Si











Disusun Oleh :
Nama               : Anisa Oktaviani Kurnia                   
NIM                : A. 1510766


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2017

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan nikmatnyalah saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ini. Shalawat dan salam kita curah limpahkan kebaginda alam penegak keadilan, pendobrak kebatilan yakni Nabi Muhammad SAW.
            Adapun dalam pembuatan laporan praktikum ini yang bertujuan untuk penelitian agar dapat membandingkan dari setiap perlakuan yang dipakai pada praktikum tersebut.
            Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca, dan saya berterimakasih kepada pihak yang membantu dalam penulisan laporan praktikum ini. Sekaligus meminta saran yang bersifat membangun untuk lebih baik lagi.


                                                                                               Bogor, 13 Januari 2017


                                                                                                Penulis            
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................  1
1.2.Tujuan ................................................................................................  2
1.3. Hipotesis ...........................................................................................  2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asal – usul Tanaman Jagung ...........................................................  3
2.1.1. Sejarah Tanaman Jagung .......................................................  3
2.1.2. Asal Tanaman Jagung ...........................................................  4
2.2. Botani Jagung ..................................................................................  4
2.2.1. Klasifikasi .............................................................................  4
2.2.2. Morfologi ..............................................................................  5
2.3. Syarat Tumbuh ................................................................................  6
2.3.1. Tanah .....................................................................................  6
2.3.2. Iklim....................................................................................... 7
2.3.3. Air .........................................................................................  7
2.3.4. Hama .....................................................................................  7
2.4. Pupuk ..............................................................................................  9
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat ..........................................................................  10
3.2. Alat dan Bahan ...............................................................................  10
3.3. Metode ............................................................................................  10
3.4. Pelaksanaan Praktikum ....................................................................  11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ................................................................................................  13
4.2. Pembahasan .....................................................................................  15
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ......................................................................................  18
5.2. Saran ................................................................................................  18
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Di Indonesia, jagung manis (Zea mays saccharata L. ‘Talenta’) atau sweet corn mula - mula dikenal dalam bentuk kemasan kaleng hasil impor. Kemudian sekitar tahun 1980-an barulah tanaman ini dibudidayakan di Indonesia secara komersial, meskipun masih dalam skala kecil. Selanjutnya jagung manis semakin dikenal serta banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung biasa (Sugito dkk., 1991).
Jagung juga merupakan komoditi andalan Daerah Gorontalo. salah satu produk pangan pilihan para petani adalah jagung manis untuk dibudidayakan. Hal ini disebabkan harga jagung manis di pasaran relatif tinggi dari jagung biasa dan lebih disukai konsumen untuk dikonsumsi segar. Jagung manis siap dipanen ketika tanaman berumur antara 60 – 70 hari. Jagung manis tidak tahan lama dalam penyimpanan. Kurang lebih 48 jam setelah panen, sukrosa dalam biji akan berubah perlahan-lahan.
Selain mengandung karbohidrat, banyak senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan terkandung didalamnya, antara lain  protein, lemak, kalsium (Ca) , fosfor (P), vitamin, dan senyawa lainnya. Apa saja kandungan senyawa kimia dan manfaatnya bagi kesehatan akan dibahas dalam makalah ini.
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di Daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya.
Masalah yang umum dihadapi oleh petani saat ini adalah pemeliharaan jagung karena menurunnya produktivitas kualitas jagung yang dihasilkan. Hal ini bisa disebabkan oleh tekhik perawatan penanaman yang kurang baik, benih tidak unggul atau kurang baik serta pengetahuan para petani yang kurang tentang bagaimana cara menghasilkan kualitas yang baik dan unggul.
Kualitas jagung juga di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya cara pemilihan benih yang baik, cara pengelolaan tanah, pemberian pupuk yang sesuai takaran, perawatan secara baik dan telaten. Pengaruh cuaca atau iklim saat ini juga mempengaruhinya karena terlalu sering musim hujan yang tidak sesuai dengan jadwal musim seperti biasanya dan curah hujan yang sangat besar.  

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu, Untuk mengetahui dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. 

1.3.Hipotesis
Dalam pemberian jumlah pupuk pada setiap perlakuan menentukan bagus dan tidaknya jagung serta menentukan kualitas dalam pengoptimalan jagung yang dihasilkan. Setiap perlakuan memiliki beberapa ciri seperti yang telah dilakukan dilapangan yaitu perlakuan N0 memiliki perkembangan yang kurang baik dari vegetatif dan generatifnya menjadikan tongkol yang dihasilkannya kecil-kecil, berbeda dengan setiap perlakuan N yang lainnya.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asal – usul Tanaman Jagung Manis
1. Sejarah Tanaman Jagung Manis
Jagung Manis adalah tanaman herba monokotil, dan tanaman semusim iklim panas. Tanaman ini berumah satu, dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkal), dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketika daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998)
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
·         Teori   Asal   Asia
Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia di duga berasal dari Himalaya. Hal ini di tandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coixspp). Dengan famili Andropogoneae. Kedua spesies ini mempunyai lima pasang kromosom. Namun teori ini tidak mendapat banyak dukungan.
·         Teori Asal Andean
Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru, Bolivia, dan Ekuador. Hal ini di dukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal dari Amerika Selatan dan Andean mempunyai keragaman genetik yang luas, terutama di dataran tinggi Peru. Kelemahan teori ini adalah tidak ditemukan kerabat liar jagung seperti teosinte di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf, seorang ahli biologi evolusi yang mengkhususkan perhatian pada tanaman jagung menampik hipotesis.
·         Teori   Asal   Meksiko
Banyak ilmuan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko, karena jagung dan spesies liar jagung (teosinte) sejak lama ditemukan di daerah tersebut, dan masih ada di habitat asli hingga sekarang. Hal ini juga di dukung oleh ditemukannya fosil tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dab kedua spesies mempunyai keragaman genetik yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek moyang (progenitor) tanaman jagung. Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko bagian Selatan)sekitar 8.000-10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukannya fosil tongkol jagung dengan ukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun.
Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp.Parviglumis) sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah sungai balsas, lembah di Meksiko Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia.
2.    Asal Tanaman Jagung Manis
Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.

2.2. Botani Tanaman Jagung Manis
1. Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angeospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae (Graminae)
Genus              : Zea
Spesies             : Zea mays saccharata L. ‘Talenta’
Jenis jagung dapat dikelompokkan menurut umur dan bentuk biji. Menurut umur, dibagi menjadi 3 (tiga) golongan:
1.      Berumur pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu dan Arjuna.
2.      Berumur sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.
3.      Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan Harapan.
Menurut bentuk biji, dibagi menjadi 7 (tujuh) golongan: Dent Corn, Flint Corn, Sweet Corn, Pop Corn, Flour Corn, Pod Corn, dan Waxy Corn .

2. Morfologi
1. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku - buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, batang beruas - ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
3.    Daun
Daun Jagung adalah daun sempurna bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Setiap stoma dikelilingi sel - sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel - sel daun.
4.   Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2 - 5 hari lebih dini dari pada bunga betinanya (protandri).
5.   Biji
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata - rata terdiri dari 10% protein, 70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari vitamin A dan E.
Menurut Lutfi (2009) biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.

2.3. Syarat Tumbuh
1. Tanah
Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Ketinggianoptimal dari dataran rendah sampai 1000 mdpl, Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah - tanah berat masih dapat ditanami jagung denganpengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah sekitar 5,5 – 7,0.
2.    Iklim
Faktor - faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon - pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 – 27o C.
3.    Air
Jagung baik ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau, curah hujan ideal 85-200 mm/bln dan harus merata, pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air, suhu optimum 23-30ºC.
4.  Hama
Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah.
Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu.
Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.
Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm).
Tanaman yang terserang daun-daunnya berwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan.
Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw).

2.4. Pupuk
Pada Hasil penelitian praktikum ini, dalam pemberian pupuk yaitu dengan memakai pupuk NPK, KCL dan SP-36. NPK diberikan dengan cara bertahap sesuai dosis yang telah di tentukan dalam pembagiannya.
Dalam pemupukan ketepatan dosis, cara dan waktu pemupukan yang tepat sangat penting agar produksi optimum. Pupuk yang biasa diberikan dalam budidaya jagung manis adalah pupuk organik (alami) dan pupuk buatan (kimia). Pupuk organik yang umum diberikan yaitu pupuk kandang dan pupuk hijau, sedangkan pupuk buatan yang umum diberikan adalah urea, KCl, SP-36 dan NPK yang diberikan pada saat penanaman (Hardjodinomo, 1970; Sahoo and Mahapatra, 2007 ).
Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang mengandung hara makro dan hara mikro, yang dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Marsono, 2001). Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran sapi, ayam atau bebek yang benar-benar telah matang yang dapat digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Selain itu pupuk kandang dapat menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah berkisar antara 20-30 ton/Ha. Cara pemberiannya tergantung pada jenis tanaman yaitu dapat dengan cara disebar merata di atas permukaan tanah (Cahyono, 1998).
Pupuk NPK Mutiara disebut juga sebagai pupuk majemuk karena mengandung unsur hara utama lebih dari 2 jenis, dengan kandungan unsur hara N (15%) dalam bentuk NH3 , P (15%) dalam bentuk P2O5 dan K (15%) dalam bentuk (K2O). Unsur fosfor (P) yang berperan penting dalam transfer energi di dalam sel tanaman, mendorong perkembangan akar dan pembuahan lebih awal, memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah, serta meningkatkan serapan N pada awal pertumbuhan. Unsur kalium (K) juga sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman misalnya untuk memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman (Aguslina, 2004).



BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Waktu      : 29 September 2016 – 22 Desember 2016
Tempat     : Ladang Penelitian Fakultas Pertanian Kampus Universitas
                   Djuanda Bogor

3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan diantaranya yaitu cangkul, arit, ember, timbangan digital, meteran, penggaris, plastik, alat tulis. Dan bahan yang digunakan yaitu benih jagung manis, air, pupuk N, P dan K, pupuk kandang, KCL, SP-36 dan furadant.

3.3.  Metode
1.      Tanaman yang digunakan yaitu benih jagung manis;
2.      Setiap lubang ditanami benih jagung manis sebanyak 2;
3.      Setiap Bendengan atau lahan dengan panjang 4m2 dan lebar 1m2;
4.       Jarak tanam antar tanaman yaitu 75cm x 25cm;
5.      Setiap petakan mendapat pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk Kcl 100 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan pupuk kompos dengan dosis yang sama;
6.      Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pemberian pupuk nitrogen terdiri dari 7 level yaitu,  N0 : 0 kg urea/ha (semua perlakuan dibagi sesuai undian). Perlakuan N1 : 75 kg urea/ha. Perlakuan N2 : 150 kg urea/ha. Perlakuan N3 : 225 kg urea/ha. Perlakuan N4 : 300 kg urea/ha. Perlakuan N5 : 375 kg urea/ha. Dan Perlakuan N6 : 450 kg urea/ha;
7.      Pemberian pupuk nitrogen dilakukan secara bertahap sebanyak 3x, pada 0 MST, yang kedua dilakukan pada 4 MST dan yang ketiga dilakukan pada 6 MST.


3.4.  Pelaksanaan Praktikum  
1.    Pengolahan lahan
Pertama dilakukan pembuatan bendengan dengan menggunakan cangkul. Bendengan yang dibuat berukuran panjang 4m2 dan lebar 1,5m2. Jarak antara bendengan yaitu 0,25 m dan kedalamannya 0,10 cm. Pembuatan bendengan ini dilakukan satu minggu sebelum penanaman.
2.    Penanaman
Setiap bendengan dibuat 2 baris lurus memanjang dan diberi lubang sebanyak 28 dengan jarak tanam 75cm x 25cm. setiap lubang diisi dengan 2 benih jagung manis dan diberikan puradant secukupnya.
Dalam penanaman ini juga dilakukan penyulaman yaitu pemilihan benih yang akan ditaman, antara baik dan tidaknya dan layak dan tidaknya untuk di tanam.
3.    Pemupukan
Pupuk yang diberikan yaitu Pupuk kandang, Urea, SP-36 dan KCL. Pupuk kandang diberikan ketika pembuatan bendengan, sedangkan Urea, SP-36 dan KCL diberikan setelah seminggu pembuatan bendengan dan pada saat penanaman benih jagung manis. Pupuk kandang SP-36 dan KCL diberikan secukupnya, sedangkan Urea diberikan sesuai perlakuannya yaitu dari mulai N0 sampai N6. Pemberian Urea secara bertahap yang dilakukan pada minggu pertama atau 0 MST, lalu minggu ke empat atau 4 MST dan terakhir minggu ke 6 atau 6 MST.
4.    Penjarangan dan Penyiangan
Penjarangan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk memilih tanaman yang baik dan bagus untuk tetap dipertahankan sampai panen, yang dilakukan pada minggu kedua setelah tanam (2 MST).
Penyiangan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk merawat tanaman tersebut, seperti untuk membersihkan gulma di sekitar tanaman.
5.    Pengamatan dan Pemeliharaan
Pengamatan dilakukan dimulai dari minggu ketiga setelah tanam atau 3 MST sampai minggu ke tujuh atau 7 MST, yang dilakukannya adalah mengukur tinggi tanaman jagung manis, menghitung berapa banyak daun dan mengukur diameter lingkaran tanaman jagung manis tersebut. Pengamatan pada minggu ke delapan atau 8 MST dilakukan penghitungan bunga jantan dan bunga betina atau tongkol.
Pemeliharaan dilakukan setiap kali sebelum atau sesudah pengamatan dengan cara membersikan tanah sekitar tanaman dengan membuangi tanaman-tanaman lain yang mengganggu atau gulma dan menggemburkan tanah ketika akar hampir mulai terlihat.
6.    Panen
Pada saat panen dilakukan pengamatan pada panjang tongkol berkelobot (belum dibuka kulit), panjang tongkol tidak berkelobot, bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tidak berkelobot, lingkar tongkol berkelobot, lingkar tongkol tidak berkelobot dan jumlah biji atau tongkol.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Pada Praktikum ini semua data dari setiap perlakuan pembagian dosis pada tanaman jagung manis di rekap, mulai dari perlakuan N0, N1, N2, N3, N4, N5 dan N6. Dari penelitian ini hal yang diamati yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar batang, bobot berkelobot dan non berkelobot, panjang berkelobot dan non berkelobot, lingkar tongkol berkelobot dan non berkelobo, menghitung biji dari setiap tongkol.
Terdapat data – data yang telah di rekap dan dibuat dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut :
                        Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung Manis
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
N0
47.695
65.6375
90.415
119.79
150.2925
N1
49.9825
69.6
85.51
131.5
168.775
N2
55.5375
80.7875
112.7
154.45
188.575
N3
48.865
75.1
109.9
145.7825
176.7273
N4
52.0525
81.64
116.95
160.1075
199.12
N5
45.2875
71.385
101.675
143.72
180.125
N6
58.9725
87.645
125.475
166.295
205.725

     Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis
Perlakuan
Jumlah Daun (helai)
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
N0
3.225
4.45
5.7
6.975
9.175
N1
3.625
4.75
6.075
8.075
9
N2
3.225
5.125
7.15
8
9.225
N3
4.5
6.4
8.45
9.125
9.738281
N4
4.2
6.425
7.825
8.375
9.3
N5
4.2
6
7.8225
7.925
9.025
N6
4.125
6.325
8.525
10
11.2
    
Tabel 3. Lingkar Batang Tanaman Jagung Manis (Diameter)
Perlakuan
Lingkar (Diameter) Tanaman
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
N0
2.7475
4.7625
6.045
6.8875
7.2225
N1
3.6625
4.64
5.8625
7.02
7.5275
N2
3.155
5.3875
7.19
8.0125
8.5025
N3
3.3825
4.72
6.7425
7.49
8.520078
N4
3.9325
5.47
8.0175
8.7725
9.6825
N5
2.7675
4.7125
6.6
7.9875
8.24125
N6
3.9625
6.2975
8.3175
8.88
9.085

Tabel 4. Panjang Jagung Manis
Perlakuan
Panjang Jagung
Berkelobot
Non Berkelobot
N0
27.6775
19.385
N1
28.575
19.09875
N2
29.40571429
19.92083333
N3
28.475
21.725
N4
28.725
21.1
N5
27.7625
19.715
N6
29.80625
21.18888889

Tabel 5. Lingkar Batang Jagung Manis
Perlakuan
Lingkar (Diameter) Jagung
Berkelobot
Non Berkelobot
N0
17.15857143
15.64357143
N1
20.29964286
15.92
N2
18.475
16.4875
N3
18.95
16.49166667
N4
18.64625
16.7625
N5
18.1325
15.87472222
N6
19.41527778
16.57916667

Tabel 6. Berat atau bobot jagung manis
Perlakuan
Berat Jagung
Berkelobot
Non Berkelobot
N0
260.8325
205.75
N1
321
238.75
N2
279.3125
207.375
N3
351.547619
263.3333333
N4
375.8611111
290.7166667
N5
326.6666667
242
N6
398.375
286.9722222

Tabel 7. Jumlah Biji pada Tongkol
Perlakuan
Jumlah
Biji Jagung
N0
423.5
N1
502.2
N2
421.275
N3
493.9833333
N4
502.55
N5
502.275
N6
558.8194444

4.2. Pembahasan
Pada pertumbuhan dan perkembangan yang telah dipelajari, dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada suatu tanaman, baik secara internal seperti halnya dari masalah gen dan hormon yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sel yang ada pada fase vegetatif yang mendukung saat pertumbuhan suatu tanaman. Maupun secara ekternal dari alam seperti cahaya, air, iklim dan faktor pendukung secara alami yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal dari makhluk hidup seperti usaha manusia agar dapat merawat dan memelihara tanaman tersebut, mulai dari pengolahan lahan, pemberian pupuk, perawatan dan pemeliharaan yang dilakukannya.
Setelah memperlajari materi pertumbuhan dan perkembangan dilakukan sebuah pengamatan terhadap suatu tanaman dengan berbagai dosis yang berbeda, karena ingin mengetahui seberapa besar pengaruhnya bila dosis pupuk yang diberikan lebih sedikit, ataupun tidak sama sekali dan pupuk dengan dosis yang sangat banyak terhadap suatu tanaman. Dengan adanya pengamatan dapat terlihat jelas perbedaannya.
Pada penelitian pengaruh dosis pupuk terhadap tanaman jagung manis ini diberi beberapa perlakuan dimulai dari perlakuan N0 : 0 kg/ha, perlakuan N1 : 75 kg/ha, perlakuan N2 : 150 kg/ha, perlakuan N3 : 225 kg/ha, perlakuan N4 : 300 kg/ha, perlakuam N5 : 375 kg/ha dan terakhir perlakuan N6 : 450 kg/ha.
Pada tanaman yang diberikan dosis pupuk yang lebih tinggi mengalami peningkatan produktivitas yang jauh lebih baik, dengan menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan dibawah N6, saat dilihat dari Tabel 1. .
Pengaruh dosis yang lebih banyak juga berlaku pada jumlah daun dan lingkar batang pada tanaman jagung di Tabel 2. Dan 3. . Mulai dari N4 sampai N6 menunjukkan bahwa jumlah daun lebih banyak dan lingkar batang lebih lebar, berbeda dengan perlakuan pada N lainnya terlebih pada N0 yang memiliki tinggi yang kecil dan lingkar batang yang kecil pula.
Pada Tabel 4. Dan 5. Pengaruh dosis juga dipengaruhi terhadap setiap perlakuan yang diberikan pada setiap tanaman jagung manis. Dalam pengamatan dalam setiap perlakuan yang diberikan ketika semakin banyak dosis yang diberikan maka pertumbuhan tongkol dari panjang dan lingkar batangnya dimulai dari kecil dan semakin.

Pengaruh dosis juga berpengaruh dapat dilihat dari bobot tongkol yang telah dipanen baik yang berkelobot ataupun non berkelobot pada Tabel 6. Karena bobot tongkol yang semakin berat ketika diberikan pupuk dosis yang tinggi sampai lebih tinggi, berbeda dengan yang diberikan pupuk dosis rendah atau bahkan tidak diberikan pupuk sama sekali.  Ketika tahu bahwa bobot tongkol lebih besar maka dapat dibuktikan kembali dengan jumlah biji yang lebih banyak ketika diberikan pupuk yang berdosis tinggi.
Dari setiap perlakuan terjadi perbedaan, dalam perlakuan N0 ketika diamati dari tinggi, lingkar batang, dan yang lainnya dominan kecil atau sedikit akan tetapi saat dipanen ada pemberitahuan dari beberapa orang yang memberikan perlakuan N0 yaitu tongkol yang telah dipanen tidak dihinggapi oleh ulat.
Dari semua perlakuan yang telah dibuktikan pada pengamatan tentu pengamat dapat menentukan dan mengetahui baik dan buruknya dalam pemberian pupuk dengan berdosis dari terendah bahkan 0 sampai dosis yang sangat tinggi. Dengan dosis yang tinggi, mungkin pengamat dapat mendapatkan hasil yang memuaskan dengan produktivitasnya yang tinggi akan tetapi tidak diketahui efek apa saja yang bisa terjadi.




BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pada hasil dan pembahasan yang dapat diambil kesimpulannya setelah dilakukan sebuah pengamatan terhadap jagung manis ini yaitu, pengaruh dosis pupuk nitrogen (N) yang diberikan dengan berbagai macam dosis berbeda pada setiap perlakuan menunjukkan bahwa sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung manis.
Setiap perlakuan pemberian pupuk nitrogen pada setiap tanaman berbeda-beda, metode yang digunakan yaitu dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman diantaranya harus dilakukan pengolahan lahan, penanaman, penyulaman, penyiangan dan terakhir perawatan dan pemeliharaan hingga dapat menghasilkan suatu produk yang optimal.
Setelah diketahui juga terdapat beberapa perlakuan yang kurang sesuai dengan keseharusan karena adanya perbandingan pada setiap perlakuan, akan tetapi hal seperti itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor eksternal seperti cahaya, suhu, air, iklim dan sebagainya.
Ketika panen dilakukan, terlihat perbandingan antara dari N0 sampai N6. Dari N4 sampai N6 menghasilkan produk yang sangat memuaskan sedangkan N1 sampai N3 menghasilkan produk yang ukurannya sedang dan N0 menghasilkan produk yang paling kecil di antara perlakuan N lainnya.

5.2. Saran
Saran untuk dilakukannya penelitian sebaiknya mengetahui tentang apa saja yang berhubungan dengan tanaman jagung manis seperti morfologinya, tentang cara perawatan dan pemeliharaannya.
Disarankan juga untuk ada dokumentasi setiap praktikum agar dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya tanaman jagung dan sebagai bukti karena telah melakukan penelitian.




DAFTAR PUSTAKA

·         Arianingrum, Retno. “Kandungan Kimia Jagung dan Manfaatnya Bagi Kesehatan”. Sabtu, 07 Januari 2017. Pukul 15.16 WIB. Artikel penelitian.
staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/artikel-ppm-jagung2.doc
·         Syafruddin, Nurhayati, Ratna Wati. 2012. “Pengaruh Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Manis”. Sabtu, 07 Januari 2017. Pukul 19.17 WIB. UNSYIAH. Malaysia. Pdf. 
·          “Taksonomi Tanaman Jagung Manis”. Selasa, 10 Januari 2017. Pukul 19.35 WIB. Universitas Tinggi Lampung. Lampung. Pdf.
·         ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/.../jagung%20.docx


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar