METODE PENANAMAN
HOLTIKULTURA
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar Ilmu Pertanian
Dosen : Ir. Ita Novita, MS

Disusun Oleh :
Anisa Oktaviani Kurnia A.
1510766
Siti Fakhriyah A.
1510453
Iqbal Habibi A.
1510986
Muhammad Nur Akbar A.
1510910
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2015
KATA PENGANTAR
السلامعليكمورحمةاللهوبراكته
اَلْحَمْدُلله رَبِّ الْعٰالمِينْ
وَاصَلَاةُ وَلسّٰلَامُ عَلٰى سَيِّد ِاْلَانْبِيَاءِ وَاْلمرْسَلِيْن وَعَلٰى
اٰلِهِ وَاصَحْابِهِ اَجْمَعِين
Segala puji bagi Allah,
senantiasa memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, ampunan- Nya, serta
perlindungan-Nya dari kejelekan-kejelekan yang
ada dalam diri. Puji dan syukur semoga
tercurah limpahkan kepada Allah Robbul
Izzati, dengan rasa kasih dan sayangnya telah memberikan kesehatan serta
kekuatan sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Sholawat beserta salam semoga tercurah
limpahkan kepada baginda alam, yang memberi suri tauladan kepada seluruh umat
manusia yakni habibana wanabiyana
wamaulana Muhammad SAW. Beserta
orang-orang yang telah memberikan jihad sebagai jalan juangnya, menjadikan
aqidah islam sebagai landasan pemikiran dan hukum syara’. Pada pembuatan makalah ini kami akan membahas tentang “Sains dan Ilmu
Pengetahuan”
Dalam pembuatan makalah ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya. Makalah ini tidak akan
terwujud tanpa adanya dorongan dari semua pihak. Kami menyadari makalah ini
masih banyak kesalahan, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Bogor, Oktober 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C.
Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sains dan Ilmu
Pengetahuan .................................... 3
B. Pandangan Islam Tentang Sains dan
Ilmu Pengetahuan ............ 4
C. Pengembangan Sains dan Ilmu
Pengetahuan Dalam Pertanian .
1. Pertanian Kebudayaan Manusia ........................................... 6
2. Pertanian Berwawasan Lingkungan ..................................... 7
3.
Pengembangan Mekanisme Pertanian
dan Bioenergi
Di Indonesia ......................................................................... 8
4. Contoh Perkembangan Sektor Pertanian
Modern ................ 9
a. Teknik Perbanyakan Tanaman ........................................ 9
b. Bertanam Sayuran Hidroponik ....................................... 10
c.
Hortikultura .................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................... 14
LAMPIRAN –LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAUHUAN
A. Latar Belakang
Sains adalah suatu cara untuk
mempelajari aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan
melalui metode-metode saintifik yang terbakukan. Ruang lingkup sains terbatas
pada hal-hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, pengindraan,
sentuhan, pengecapan).
Ilmu pengetahuan yaitu suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang
masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman tertentu, yang disusun
sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga menjadi kesatuan; suatu
sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil
pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai
metode-metode tertentu.
Sains dan ilmu pengetahuan hasilnya dapat
dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia. Untuk itu sains dan pengetahuan harus menjadi
bagian internal dari sistem pendidikan nasional supaya generasi muda menjadi warga
negara dan masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa kini. Namun pada
kenyataanya sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat
kepada umat manusia, karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.
Sains dan ilmu pengetahuan menurut pandangan islam merupakan salah satu isi
pokok kandungan kitab suci al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri
disebut dalam al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia
disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam,
betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu
memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan
shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya
waktu-waktu tertentu dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu
astronomi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sains dan ilmu
pengetahuan?
2. Pandangan Islam tentang sains dan
ilmu pengetahuan?
3. Pengembangan sains dan ilmu
pengetahuan dalam pertanian?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari sains dan
ilmu pengetahuan.
2. Mengetahui pengertian sains dan ilmu
pengetahuan menurut pandangan Islam.
3. Mengetahui contoh dan penerapan
sains dan ilmu pengetahuan di bidang pertanian dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sains dan Ilmu
Pengetahuan
Kata sains berasal dari kata science
yang berarti pengetahuan. Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu iscire yang
berarti tahu atau mengetahui. Sedangkan dalam bahasa arab disebut dengan al`ilm
yang berarti tahu, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut dengan
ilmu atau ilmu pengetahuan.
Berdasarkan Webster New
Collegiate Dictionary definisi dari sains adalah “Pengetahuan yang
diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang
melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya
didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk
kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan
pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena –
fenomena yang terjadi di alam.
Sains secara epistimologinya berbeda dengan ilmu karena sains hanya
digunakan oleh Barat yang berupa fisik saja seperti kelalaman/fisika. Sedangkan
ilmu yang membahas fisik dan non fisik seperti metafisika, seperti pendapat
Mulyadhi guru besar Filsafat istilah ilmu dalam spistimologi Islam mempunyai
kemiripan dengan istila science dalam epistimologi Barat. Sebagaimana
sains dalam epistimology Barat dibedakan dengan knowledge dan ilmu dalam
epistimologi Islam dibedakan dengan opini (ra`y).
Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tetentu
yang merupakan mkesatuan yang sistematis dan memberika penjelasan yang
sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-seba
kejadian tersebut.
B.
Pandangan Islam Tentang Sains dan
Ilmu Pengetahuan
Wahyu Al-Qur’an saat pertama kali
diturunkan adalah Surah Al-‘Alaq ayat 1-5 yaitu perintah membaca dan
mempelajari alam untuk mengenal kemuliaan Sang Khaliq. Nyatalah bahwa
mempelajari alam ini merupakan anjuran utama dalam Islam, sehingga agama dan
sains tidak terpisahkan. Islam juga melihat bahwa alam ini merupakan suatu
kesatuan; isi alam ini saling berinteraksi antara satu dengan lainnya dan semua
mengikuti keteraturan yang telah ditetapkan oleh Pencipta-nya.
Sains modern melihat fenomena alam
sebagai fakta yang murni tanpa pengaruh dari hal yang lain. Dalam cara pandang
seperti ini, berbagai fenomena alam menjadikan sains terpisah-pisah antara satu
dengan lainnya.
Membahas masalah ilmu pengetahuan dalam Islam berarti kita membicarakan kedudukan
ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam serta pemberdayaan ilmu pengetahuan
untuk kepentingan dakwah Islam. Islam mengajarkan kepada kita memikirkan
ayat-ayat Allah baik ayat Qouliyah (Al Quran dan Sunnah) maupun ayat-ayat
Kauniyah (fenomena alam semesta), dimana di dalamnya syarat muatan multi iptek.
Dalam Al-Quran juga banyak kita jumpai ayat-ayat yang menyuruh kita untuk
mempelajari, meneliti, dan memperhatikan ilmu pengetahuan.
Imam Al Ghazali telah melakukan penelitian terhadap dalil dalil Al-Quran
dan Sunnah sebagai hukum formal, dan sampai pada satu kesimpulan bahwa, dalam
kitab Al Quran terdapat 250 ayat tentang masalah legislatif, dan terdapat 763
ayat atau 12 % dari jumlah ayat Al Quran yang langsung berhubungan dengan ilmu
pengetahuan (Sidi Gazalba: 1970, hlm. 155).Belum lagi tentang Hadits-hadits
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Terdapat banyak Hadits yang
diriwayatkan dari berbagai sumber tentang perlunya menuntut ilmu serta
manfaat-manfaatnya.
Imam Al-Ghazali lebih memandang bahwa ilmu yang wajib dipelajari atau
dituntut sebatas pada pada pelaksanaan kewajiban-kewajiban syariat saja.
Sebagai contoh, seorang pedagang untuk menghindari terjerumus dalam riba, maka
dia harus mempelajari ilmu berdagang sehingga ia dapat menjauhinya.
Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat dengan
sains dan teknologi, seperti untuk menunaikan ibadah haji, bedakwah menyebarkan
agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat transportasi. Allah telah
meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an,
manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada,
antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman:
يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ
إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَات
وَاْلأَرْضِ فَانفُذُوا
لاَتَنفُذُونَ إِلاَّ بِسُلْطَانٍ {33}
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan” (Q.S Ar-Rahman: 33).
Dalam Al-Quran lainnya, konsep ilmu secara mutlak
muncul dalam maknanya yang umum, seperti dalam Al-Quran:
وَعَلَّمَ ءَادَمَ
الأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي
بِأَسْمَآءِ هَؤُلآءِ إِن كُنتُم صَادِقِينَ {31}
Artinya: “Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!"(Al-Baqorah: 31)
Sains dan ilmu pengetahuan atau teknelogi baik itu yang ditemukan oleh
ilmuan muslim maupun oleh ilmuan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan
datang, itu semua sebagai bukti kebenaran informasi yang terkandung di dalam
al-qur’an, karena jauh sebelum peristiwa penemuan-penemuan itu terjadi
al-Qur’an telah memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu, dan ini termasuk
bagian dari kemukjizatan al-Qur’an, dimana kebenaran yang terkandung didalamnya
selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan, diteliti, diuji dan dibuktikan
secara ilmiyah oleh siapa pun.
C.
Pengembangan Sains dan Ilmu
Pengetahuan Dalam Pertanian
1. Pertanian Kebudayaan Manusia
Pertanian merupakan kebudayaan yang pertama kali di kembangkan manusia
sebagai respons terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur-angsur
menjadi sukar karena semakin menipisnya sumber pangan di alam bebas akibat laju
pertambahan manusia.
Ilmu pertanian adalah sekelompok ilmu pengetahuan terapan yang mempelajari
segala aspek biologis, sosiobudaya dan bisnis yang berkaitan dengan kegiatan
usaha manusia dalam rangka meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam hayati
melalui proses reproduksi atau usaha eksrtaksi selektif, untuk memenuhi
perkembangan kebutuhan manusia dengan memperlihatkan keseimbangan ekologi dan
kelestariaan produktivitas alam.
Agronomi adalah salah satu disiplin ilmu dari ilmu pertanian yang
mempelajari aspek biofisik dan biokimia yang berkaitan dengan usaha
penyempurnaan budidaya tanaman. Budidaya tanaman adalah pengelolaan hamparan
tanaman (pertanaman) memadukan faktor-faktor produksi secara sinergis dengan
tujuan meningkatkan produksi bahan organik secara optimal baik kuantitif maupun
kualitatif, atau bertujuan meningkatkan penampilan tanaman menurut selera
kosumen.
Budidaya tanaman adalah pengelolaan hamparan tanaman (pertanaman) memadukan
faktor-faktor produksi secara sinergi dengan tujuan meningkatkan produksi bahan
organik secara optimal baik kuantitatif maupun kualitatif, atau bertujuan
meningkatkan penampilan tanaman menurut selera konsumen (tanaman ornamen dan
tanaman bunga). Pengelolaan pertanaman mencakup kegiatan yang berkaitan dengan
perbaikan lingkungan biofisik seperti pengelolaan tanah, perbaikan tata air
tanah, pemupukan organik dan anorganik, pencegahan erosi, penggunaan mulsa,
pengaturan pola tanaman dan pengendalian hama penyakit secara terpadu.
Dalam proses perkembangan ilmu agronomi, peranan biokimia, ekologi dan biometrika
makin tampil ke depan. Perkembangan ilmu pertanian modern diawali dengan
perkembangan Ilmu Agronomi yang berasal dari tulisan-tulisan orang Yunani.
Beberapa penemuan lain dalam ilmu pertanian modern adalah :
a. Teori Evolusi CR. Darwin
(1809-1882), mengenai asal tanaman liar menjadi tanaman budidaya.
b. Teori G.J. Mendel (1965) yaitu Hukum
Mendel tanaman budidaya terbentuk melalui proses hibridasi (persilangan).
2. Pertanian Berwawasan Lingkungan
Revolusi Hijau
Upaya
meningkatkan produksi pertanian pada awal tahun 1950-an dilakukan melalui Plan Kasimo yaitu produksi benih unggul,
perbaikan dan perluasan pengairan, peningkatan penggunaan pupuk dan pemberantas
hama, serta peningkatan lahan kering.
Pertanian dalam Pembangunan Jangka Panjang I
Pada
awal Pembangunan Jangka Panjang I program-program ditujukan unuk
rehabilitas/pembangunan prasarana dasar, pembangunan pertanian, dan pemanfaatan
perdagangan internasional. Tujuan utama adalah untuk memenuhi kebagangan internasional.
utuhan domestik dengan harga terjangkau dan untuk meningkatkan penerimaan
devisi dari perdagangan internasional.
Pertanian Berwawasan Lingkungan
Di
masa mendatang, pembangunan nasional berwawasan lingkungan semakin ditekankan,
hal ini berarti bahwa setiap kegiatan pembangunan merupaka kegiatan yang
terencana dalam penggunaan dan pengelolaan sumberdaya secara bijaksana untuk
meningkatkan lingkungan hidup dan kualitas hidup seluruh penduduknya. Di masa mendatang, sektor pertanian akan
tetap memliki peran penting dalam perkonomian.
3.
Pengembangan
Mekanisme Pertanian dan Bioenergi Di Indonesia
Perkembangan
mekanisme pertanian di indonesia semakin pesat dan sudah menjadi keharusan
dalam operasional pertanian sehari-hari. Saat ini sudah tidak mudah lagi
mencari orang yang mau bekerja di sawah atau di kebun. Operasionalisasi alat dan mesin pertanian hampir seluruhnya
memerlukan bahan bakar minyak asal fosil (BBM). Hal ini kan menjadi masalah
besar dengan semakin langkanya ketersediaan BBM.
Alternatif yang ada
antara lain mengoperasikan mesin pertanian menggunakan bahan bakar nabati atau
bioenergi. Bioenergi, termasuk BBN memiliki bahan baku yang belimpah di sektor
pertanian dan kehutanan dan menjadi alternatif untuk mengatasi masalah
pengurangan BBM. BBN meliputi minyak nabati seperti minyak kelapa, sawit,
minyak jaak agar, dan sejenisnya.
Hasil penelitin
menunjukkan bahwa enjin diesel yang di operasikan dengan BBN asal kelapa sawit
dan jarak pagar menghasilkan kinerja yang baik. BBN juga dapat di manfaatkan
sebagai untuk rumah tangga atau sumber panas untuk pengeringan dalam
agroindustri. Kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan terjadinya
kelangkaan energi fosil mengharuskan reorientasi rancang bangun mesin pertanian
dan inovasi baru agar mampu memanfaatkan BBN yang tersedia secara lokal. Selain
mengharuskan audit teknologinya, pengembangan SNI juga harus mulai dilakukan.
Mekanisme pertanian akan semakin berperan dalam pembangunan
pertanian di masa mendatang dan ikut mewarnai lingkungan strategis sektor
pertanian. Mekanisme pertanian yang sebagian besar operasinya mengandalkan
ketersediaan bahan bakar minyak asal energi fosil (BBM) yang semakin langka
akan menghadapi masalah besar ke depan.
Bioenergi, termasuk bahan bakar nabati (BBN ) yang bahan bakunya tersedia
melimpah di sektor pertanian dan kehutanan, menjadi alternatif yang harus di
fikirkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Saat ini sudah tidak mudah lagi mencari tenaga untuk bekerja
di sektor pertanian, apalagi bekerja di sawah atau di kebun. Ada ungkapan bahwa
saat ini petani tidak lagi beranak petani. Hal ini bukan hanya sekedar
ungkapan, tetapi fakta yang terjadi di lapangan, bahwa anak petani sudah enggan
bekerja di sawah. Setamat sekolah menengah, anak-anak muda pedesaan ingin
sekolah dan kuliah di perguruan tinggi untuk menjadi lebih pintar. Wajar jika
saat ini tinggal orang-orang tua yang bekerja di sawah atau kebun.
Oleh karena itu, mekanisasi sudah menjadi keharusan.
Kenyataan ini akan membawa dampak makin tinggi permintaan BBM untuk
pengoperasian alat dan mesin pertanian. Kelangkaan energi yang terjadi tentu
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pertania secara keseluruhan.
4. Contoh Perkembangan Sektor Pertanian Modern
a. Teknik Perbanyakan Tanaman
1. Cangkok
Cangkok merupakan tekhnik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara
menginduksi atau menumbuhkan perarakan di cabang atau di ranting pohon sehingga
menjadi bibit tanaman atau tanaman baru. Cangkok cocok dilakukan untuk tanaman
yang sulit diperbanyak secara setek, okulasi dan sambung.
2. Setek
Setek merupakan tekhnik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara
menumbuhkan akar dan pucuk dari potongan atau bagian tanaman seperti akar,
batang, dan pucuk daun. Potongan atau bagian induk tersebut ditanam di dalam
media agar tumbuh menjadi tanaman baru.
3. Okulasi
Kulasi merupakan tekhnik perbanyakan vegetatif-generatif dengan cara
menempelkan atau menyambungkan batang atas (entres
atau scion) yang hanya terdiri
dari satu mata tunas ke batang bawah (rootstock). Perbanyakan okulasi merupakan
salah satu cara perbanyakan untuk tanaman yang kerap gagal dengan perbanyakan
cangkok atau setek.
4. Sambung
Sambung merupakan tekhnik perbanyakan vegetatif-generatif dengan cara
menyambung pucuk yang berasal suatu tanaman induk (batang atas) dengan tanaman induk lainnya (batang bawah),
kedua tanaman tersebut akan digunakan batangnya untuk bahan perbanyakan sambung
sesuai dengan sifat tanaman baru yang diinginkan.
b. Bertanam Sayuran Hidroponik
Jika dulu kegiatan bercocok tanam identik dengan pemenuhan kebutuhan
pangan, sekarang kegiatan ini bisa dijadikan hobi. Bagi kaum urban, menyalurkan
kegemaran bercocok tanam terkait dengan kenyamanan hidup di tengah hirup-pikuk
dan polusi udara perkotaan serta bagian dari menghadirkan nuansa alami dan
estetika di rumah. Selain itu, bercocok tanam di perkotaan bisa juga
menghasilkan pangan, terutama jika yang dibudidayakan berupa sayuran dan buah-buahan berumur pendek.
Hidroponik adalah salah satu solusi bertanam tanpa tanah, bahkan kini
hidroponik juga dapat dilakukan di dalam ruangan. Kemajuan tekhnologi di bidang
pencahayaan menghasilkan lampu khusus untuk menggantikan fungsi sinar matahari
sehingga hidroponik dapat dilakukan di dalam rumah.
Hidroponik muncul dari pemahaman bahwa tanaman hidup bukan karena tanah,
tetapi dari unsur-unsur yang terdapat di dalam tanah. Karena itu, jika
unsur-unsur yang ada di dalam tanah di penuhi, tanaman bisa tumbuh tanpa tanah.
Beberapa keuntungan yang di dapatkan dalam bertanam scara hidroponik.
Pertama, penggunaaan tekhnik ini dapat menekan serangan hama, cendawan, dan
penyakit yang berasal dari tanah sehingga bisa meniadakan penggunaan pestisida.
Kedua, hidroponik juga menghemat penggunaan areal tanam. Ketiga, denga kontrol
air dan unsur hara yang terukur, kualitas dan kuantitas panen menjadi terjamin.
c.
Hortikultura
1.
Program dan kegiatan pembangunan
Gema hortina 2003
Program gema
hortina 2003, di tempuh melalui pengembangan sentra agribisnis hortikultura,
dimana dalam pelaksanaanya di jabarkan melalui dua pendekatan yaitu :
penumbuhan sentra, dan pemantapan sentra.
Penumbuhan sentra
lebih di tekankan pada upaya perluasan atau pencarian areal baru yang mengacu
pada kesesuaian lahan agroklimat, potensi pasar, potensi sumberdaya manusia
(SDM) baik petugas maupun petani, dan kesesuaian lokasi (dukungan infrastruktur
dan kelembagaan). Titik berat kegiatannya adalah pada penggunaan bibit unggul
bermutu yang di dukung oleh kelengkapan sarana produksi melalui penerapan paket
serta pelatihan bagi petani dan petugas khususnya dalam hal budidaya. Khususnya
bagi pengembangan buah-buahan diprioritaskan pada upaya pembangunan kebun
buah-buahan komersil rakyat (KBKR). Sedangkan pemantapan sentra lebih
berorientasi pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan
produksi dan kualitas hasil yang mencakup kegiatan pra panen dan pasca panen.
Di samping itu juga ditingkatkan profesionalisme kelompok tani dalam mengelola
usaha tani dan memasarkan hasil serta penanganan pasca panen melalui upaya
pengembangan industri rumah tangga.
2.
Keragaman hasil pembangunan
Pengembangan
hortikultura
Dalam rangka
menunjang pengembangan hortikultura, beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam TA 1998/1999 antara lain :
·
Pengembangan usaha hortikultura
dalam bentuk pengembangan sentra-sentra produksi buah-buahan. Melalui dana
peminjaman dari OECF pada TA 1998/1999 telah direalisasikan pembangunan kebun
buah-buahan seluas 10.460 ha, tersebar di 31 kabupaten, di 15 provinsi. Jenis
komoditas yang dikembangkan disesuaikan dengan unggulan daerah masing-masing
dan mempunyai nilai ekonomis tinggi antara lain jeruk, pisang, mangga, salak,
rambutan, durian, markisa, dan melinjo.
Selain kebun, juga telah di bangun fasilitas pendukung seperti pengembangan
sarana kebun (sumur, pompa, embung, jaringan pipa pengairan, jalan usaha tani,
bangunan pengumpul dan pengepakan) dan peningkatan SDM (petani, penangkar
benih, dan petugas).
·
Pengembangan agribisnis tanaman
anggrek di 3 provinsi sentra yaitu Sumatera Barat, Yogyakarta dan Bali. Jenis
anggrek yang dikembangkan antara lain : Sakura, White, Water Omae X Waipahu
Beauty, Derrlo Pink, dan Sonia 28.
·
Pengembangan intensifikasi seluas
2.790 ha dengan memanfaatkan dan KUT sebesar Rp 8,1 miliyar atau 105% dari
maksimum CO TA 1998/1999 sebesar Rp 7,7 miliyar.
·
Pengembangan cabe merah dan
bawang merah di luar musim dalam rangka penyediaan produksi sepanjang tahun
guna mengantisipasi kelangkaan dan gejolak harga terutama pada hari raya besar
di kota besar. Untuk TA 1998/1999 telah berhasil dikembangan penanaman bawang
merah (obseson) seluas 550 ha di Jawa Tengah dan Jawa Barat dan cabe merah
seluas 350 ha di Jawa Barat dengan tujuan memasok kebutuhan ibukota dan
sekitarnya.
·
Pembinaan pengembangan usaha
hortikultura di lembaga mandiri dan mengakar di pedesaan (LM3) di 23 pondok
pesantren di 15 provinsi dengan kegiatan
usaha dan jenis komoditas yang dikembangkan disesuaikan dengan potensi daerah
masing-masing.
·
Pembinaan pengembangan modal
alsin (penyediaan air) hortikultura di 10 provinsi sentra produksi (Aceh,
Bengkulu, Sumsel, Jabar, Jatim, NTB, Kaltim, Sulut, Sulteng, dan Sultra).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sains merupakan “Pengetahuan yang
diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang
melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya
didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk
kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan
pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena –
fenomena yang terjadi di alam.
Pandangan Islam terhadap Sains
Beberapa ayat Quran dan hadits
secara eksplisit menunjukkan bahwa ilmu itu tidak hanya belajar prinsip-prinsip
dan hukum-hukum agama saja. Alasan lain untuk mempercayai bahwa ilmu terpuji
tidak hanya sebatas pada studi-studi teologis dan hukum-hukum agama saja yang
berhubungan dengan halal haram saja. Memilah-milah kelompok ilmu dengan alasan
ilmu itu tidak memiliki kesamaan nilai dengan studi-studi agama, tidaklah
benar. Karena bidang ilmu apapun yang konsusif terhadap pemeliharan dan
kekuatas vitalisas masyarakat Islam, ilmu tersebut wajib kifayah.
Kriteria ilmu yang berguna
Yaitu dia dapat meningkatkan
pengetahuannya akan Allah, dia dengan efektif dapat membantu mengembangkan
masyarakat Islam dan merealisasikan tujuannya, dia dapat membimbing orang lain,
dapat memecahkan berbagai problem dalam masyarakat.
B.
SARAN
Seharusnya
masyarakat terutama generasi muda tidak menghilangkan ilmu tentang pertanian
karena pertanian merupakan aset terbesar Indonesia yang luas akan wawasan.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Contoh
tanaman menggunakan teknik cangkok
![]() |
![]() |
Contoh tanaman menggunakan teknik
setek
![]() |
|||
![]() |
|||
Contoh tanaman menggunakan teknik
okulasi
![]() |
|||
![]() |
Contoh tanaman menggunakan teknik
sambung
![]() |
|||
![]() |
Contoh tanaman hidroponik
![]() |
![]() |


DAFTAR PUSTAKA
Andoko Agus, Heru A.H. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Paktani Hydrofarm, Jakarta
Selatan : PT AgroMedia Pustaka.
Gunawan Endang. SP,M.si. 1014 Perbanyakan Tanaman, Jakarta
Selatan : PT AgroMedia Pustaka.
Manuwoto Syafrida. 2010. Pendidikan
Tinggi Pertanian dalam Pembangunan Bangsa, Bogor. PT penerbit IPB Press.
Nurmala Tati, Abdul Rojak, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian, Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Prof.DR.Ir.H.Solahuddin Soleh,M.Sc. 2009. Pertanian Harapan Masa Depan Bangsa, Bogor
: IPB Press.
Prof.DR.Ir.H.Solahuddin Soleh,M.Sc. 2009. Pembangunan Pertanian Awal Era Reformasi, Jakarta
Selatan : PT.PP Mardi Mulyo.
Suradisastra Kedi, Sumarno, dkk. 2012. Membumikan Iptek Pertanian, Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Yuwono Triwibowo. 2012. Bioteknologi
Pertanian, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.